Hades 2

Filosofi Iteratif Supergiant Games: Mengapa Hades 2 Tidak Butuh Dokumen Desain Panjang

panevinoesandaniele.net – Industri game dikenal sebagai salah satu bidang kreatif paling kompleks di dunia teknologi. Banyak studio besar biasanya memiliki dokumen desain yang tebal, berisi rencana jangka panjang, roadmap, serta detail fitur yang ingin diwujudkan. Namun, hal tersebut ternyata tidak berlaku bagi Supergiant Games, studio di balik kesuksesan fenomenal Hades dan Hades 2.

Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama kreator konten Haelian, Amir Rao, direktur studio Supergiant, mengungkapkan pendekatan unik mereka dalam merancang game. Rao menjelaskan bahwa Supergiant adalah studio yang sangat iteratif – mereka tidak pernah memulai proyek dengan dokumen desain panjang dan rumit. Sebaliknya, bagi mereka, “game itu sendiri adalah dokumen desain.”

Tidak Ada Rencana Jangka Panjang yang Rumit

Rao menceritakan pengalaman menarik ketika Haelian menanyakan apakah Hades 1 akan memiliki fitur berupa “anugerah ganda untuk semua kombinasi dewa.” Saat itu, ia hanya bisa memberi jawaban diplomatis tanpa kepastian. Bukan karena ingin merahasiakan sesuatu, melainkan karena memang jawabannya belum ada.

“Studio kami tidak memiliki dokumen desain yang panjang dan rumit yang menjabarkan masa depan dari hal-hal yang kami buat. Game-nya adalah dokumen desain. Kami adalah studio yang sangat iteratif,” jelas Rao.

Artinya, Supergiant Games lebih memilih belajar sambil berjalan. Mereka membangun fitur, mencoba langsung di dalam game, lalu melakukan evaluasi apakah fitur tersebut layak dipertahankan, diubah, atau bahkan dihapus.

Filosofi “Iterasi Tanpa Henti”

Metode iteratif ini membuat proses pengembangan di Supergiant Games terasa lebih dinamis. Alih-alih menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merancang blueprint yang bisa saja usang saat diimplementasikan, tim lebih suka menguji ide secara langsung dalam bentuk prototipe.

Prosesnya biasanya seperti ini:

  1. Membuat fitur awal – pengembang menambahkan mekanik, konten, atau sistem baru.

  2. Melakukan uji internal – apakah fitur tersebut menyenangkan? Apakah selaras dengan visi dunia Hades?

  3. Merilis ke akses awal – komunitas pemain menjadi bagian dari proses uji coba.

  4. Iterasi berdasarkan umpan balik – jika pemain menyukai fitur tersebut, tim akan mengembangkannya lebih jauh. Jika tidak, mereka bisa menyesuaikan atau menghapusnya.

Rao menjelaskan:

“Kami selalu meluangkan waktu untuk mengulanginya, mengeditnya, menghapusnya jika tidak berfungsi, lalu memasukkannya ke dalam pembaruan akses awal. Beberapa langsung kami perbaiki lewat patch, sementara beberapa lainnya butuh waktu hingga update besar berikutnya.”

Jawaban Diplomatis yang Sebenarnya Jujur

Pernyataan menarik lain dari Rao adalah bahwa ketika ia terlihat memberikan “jawaban korporat yang diplomatis,” sering kali hal itu bukan karena ingin menyembunyikan sesuatu, tetapi memang jawabannya belum ada.

“Seringkali, jawaban yang tidak terjawab itu nyata karena jawabannya tidak ada, bukan karena saya menyembunyikannya. Saya tidak tahu ke mana iterasi akan membawa kami.”

Dengan kata lain, Supergiant memang tidak selalu tahu arah pastinya sejak awal. Mereka lebih fokus pada pembelajaran berkelanjutan. Rao menambahkan:

“Kami masih belajar. Jadi, banyak proses kami disusun berdasarkan apa yang perlu kami pelajari sekarang, dan hal-hal apa yang bisa kami temukan di kemudian hari.”

Mengapa Pendekatan Ini Berhasil?

Bagi sebagian studio, ketiadaan dokumen desain detail mungkin terdengar berisiko. Namun, Supergiant Games telah membuktikan bahwa metode ini bisa melahirkan karya luar biasa. Beberapa alasan mengapa pendekatan iteratif mereka berhasil adalah:

1. Fleksibilitas Tinggi

Dunia pengembangan game penuh dengan ketidakpastian. Ide yang terlihat bagus di atas kertas sering kali tidak terasa menyenangkan saat dimainkan. Dengan metode iterasi, Supergiant bisa cepat menyesuaikan tanpa terikat dokumen tebal yang kaku.

2. Pemain sebagai Bagian dari Proses

Program Early Access (akses awal) memungkinkan komunitas untuk memberikan masukan secara langsung. Hal ini membuat pemain merasa terlibat dalam pembangunan game, sekaligus membantu tim menemukan arah terbaik.

3. Efisiensi Waktu dan Sumber Daya

Daripada menghabiskan waktu membuat detail yang mungkin tidak digunakan, Supergiant lebih memilih langsung menguji ide. Hanya fitur yang terbukti solid yang akan dipoles lebih lanjut.

4. Kreativitas yang Lebih Organis

Pendekatan ini memberi ruang bagi ide-ide baru muncul secara alami. Tidak ada batasan ketat dari dokumen desain awal, sehingga tim bisa lebih bebas berinovasi.

Hades 2: Bukti Keberhasilan Filosofi Iteratif

Peluncuran Hades 2 versi 1.0 pada 2025 menjadi bukti nyata keberhasilan strategi pengembangan ini. Game tersebut langsung meraih pujian kritikus dan pemain, bahkan dinobatkan sebagai salah satu game dengan rating terbaik tahun 2025.

Keputusan Supergiant untuk tidak mengunci diri pada rencana kaku ternyata justru membuat Hades 2 tampil lebih segar, fleksibel, dan kaya akan detail menarik yang lahir dari iterasi panjang bersama komunitas.

Apa yang Bisa Dipelajari Studio Lain?

Pengalaman Supergiant Games memberi inspirasi bagi banyak pengembang, baik studio besar maupun indie. Ada beberapa pelajaran penting yang bisa dipetik:

  • Jangan takut gagal. Iterasi berarti menerima bahwa tidak semua ide akan berhasil, dan itu adalah bagian alami dari proses kreatif.

  • Libatkan pemain lebih awal. Mendengarkan komunitas bisa menjadi sumber masukan berharga untuk menyempurnakan gameplay.

  • Fokus pada pengalaman nyata, bukan teori. Apa yang tertulis di dokumen tidak selalu mencerminkan kenyataan saat dimainkan.

  • Biarkan ide berkembang alami. Terkadang arah terbaik muncul dari eksperimen kecil, bukan perencanaan panjang.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *